Seekor elang botak diselamatkan oleh petugas pelindungan satwa liar di Amerika Serikat karena mondar-mandir berjalan tanpa arah. Setelah diperiksa, ternyata burung tersebut tak bisa terbang karena kekenyangan.
Petugas dari Departemen Konservasi Missouri baru-baru ini menyelamatkan seekor burung elang botak di perbatasan taman nasional Wilson’s Creek National Battlefield.
Petugas datang ke area tersebut karena mendapatkan banyak laporan soal elang botak yang berperilaku aneh. Elang botak dilaporkan tampak sempoyongan di daratan dan tak tentu arah. Petugas kemudian membawa burung itu ke dokter hewan untuk diperiksa.
Setelah diperiksa menggunakan mesin x-ray, dokter hewan tidak menemukan indikasi cedera. Namun, hasil x-ray menunjukkan bahwa elang botak tersebut baru saja melahap rakun.
Menurut penjelasan di akun Facebook Wilson’s Creek National Battlefield, bahkan kaki rakun masih tampak jelas di dalam perut elang botak. Mereka mengambil kesimpulan bahwa elang botak itu tak bisa terbang karena perutnya penuh setelah menelan bangkai rakun.
IFL Science menyatakan bahwa rakun sebetulnya bukan makanan standar elang botak. Sekitar 90 persen diet elang botak adalah ikan.
Namun, elang botak dikenal sebagai pemburu yang oportunis dan sering ditemukan mengonsumsi berbagai jenis makanan, mulai dari jenis burung lain seperti bebek atau mamalia kecil seperti marmot tanah. Elang botak juta tak segan memakan bangkai hewan.
Setelah dibiarkan beristirahat, elang botak tersebut dilepaskan dan terbang dengan mudah..
Menurut IFL Science tidak semua burung susah terbang saat kekenyangan. Merpati bahkan bisa menyimpan sebanyak mungkin makanan di dalam perutnya selama berjam-jam sebelum dicerna.
Sebelumnya, burung hantu yang diberi nama Plump juga ditemukan di Inggris kesulitan terbang. Setelah diberikan diet ketat, Plump kembali ke berat badan yang “sehat” sehingga bisa dilepasliarkan.