Rusia menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) memikul tanggung jawab besar atas memburuknya situasi di Timur Tengah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan bahwa Rusia menganggap penyelesaian masalah Palestina sebagai “pilar fundamental” untuk mencapai perdamaian di kawasan tersebut.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya kekerasan akibat operasi militer Israel di Gaza serta serangan terhadap wilayah Lebanon.
Zakharova juga merujuk pada pertemuan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dengan para kepala misi diplomatik Arab di Moskow. Pertemuan tersebut menyoroti perkembangan terkini di Timur Tengah, dengan fokus khusus pada eskalasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya
Para peserta pertemuan tersebut menyerukan penghentian segera permusuhan di zona konflik Palestina-Israel. Mereka juga menyatakan kekhawatiran mendalam terhadap meningkatnya risiko perang besar-besaran di Timur Tengah.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut ditegaskan pentingnya menahan diri, menghindari tindakan provokatif, dan mematuhi resolusi terkait Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan.
Pernyataan Zakharova ini mencerminkan sikap Rusia yang mengkritik kebijakan AS di Timur Tengah. Washington selama ini dikenal sebagai sekutu kuat Israel dan sering dianggap bias dalam mendukung Israel di berbagai forum internasional.
Menurut Rusia, dukungan AS terhadap Israel, terutama dalam konflik saat ini, telah memperburuk situasi dan menambah kompleksitas dalam menemukan solusi yang adil bagi rakyat Palestina.
Ketegangan yang meningkat ini membawa risiko terjadinya konflik yang lebih luas di Timur Tengah, terutama mengingat keterlibatan berbagai aktor regional seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza, serta potensi intervensi negara-negara besar.