Rusia telah mengeluarkan peringatan baru terhadap sekutu Ukraina. Ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Moskow dan sekutu global Ukraina pasca seruan pelonggaran pembatasan persenjataan yang dipasok Barat ke Kyiv.
Politisi Rusia Vyacheslav Volodin melalui Telegram mengeluarkan peringatan terhadap Barat dengan mengancam pihaknya akan meluncurkan rudal.
“Waktu tempuh rudal Sarmat ke Strasbourg adalah 3 menit 20 detik,” tulis Volodin, seperti dikutip dari Newsweek, Minggu (22/9/2024).
Menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional, rudal yang dijuluki rudal setan Rusia tersebut memiliki jangkauan antara 6.214 dan 11.184 mil, sehingga kota Prancis itu berada dalam jangkauannya.
Volodin, yang telah menjabat sebagai Ketua Duma Negara Rusia sejak 2016, menulis sebagai tanggapan atas seruan terkini dari Parlemen Eropa untuk mencabut pembatasan penggunaan persenjataan yang dipasok Barat oleh Ukraina di wilayah Rusia dan untuk mempercepat pengiriman senjata ke Kyiv.
Pada Kamis, Parlemen Eropa mengeluarkan resolusi yang mendesak negara-negara anggota Uni Eropa (UE) untuk mengizinkan Ukraina menggunakan “sistem persenjataan Barat terhadap target militer yang sah di Rusia.”
Resolusi tersebut, yang diadopsi dengan 425 suara mendukung, 131 menentang, dan 63 abstain, menyatakan bahwa, “tanpa mencabut pembatasan saat ini, Ukraina tidak dapat sepenuhnya menjalankan haknya untuk membela diri dan tetap rentan terhadap serangan terhadap penduduk dan infrastrukturnya.”
Resolusi tersebut juga menyerukan kepada negara-negara UE untuk memenuhi janji sebelumnya tentang pengiriman lebih lanjut senjata, sistem pertahanan udara, dan amunisi, “termasuk rudal TAURUS,” rudal jelajah buatan Jerman dan Swedia yang memiliki jangkauan lebih dari 300 mil.
“Jika hal seperti ini terjadi, Rusia akan memberikan respons keras dengan menggunakan senjata yang lebih kuat,” lanjut unggahan Volodin. “Apa yang diminta Parlemen Eropa akan berujung pada perang dunia dengan menggunakan senjata nuklir.”
Meskipun Ukraina telah dikirimi rudal jarak jauh dari AS, Inggris, dan Prancis-termasuk rudal jelajah Storm Shadow dan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat, atau ATACMS-sejauh ini Ukraina dilarang menggunakannya untuk serangan jauh di dalam Rusia karena khawatir hal ini dapat meningkatkan konflik.
Peringatan Volodin bukanlah peringatan pertama dari Moskow atas pelonggaran pembatasan persenjataan Ukraina.
Pada 11 September, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa, jika pemerintah AS dan Eropa mencabut larangan serangan jarak jauh, Moskow akan mengeluarkan “respons yang tepat.”
Hal ini terjadi sehari setelah Presiden Joe Biden mengatakan bahwa pemerintahannya “sedang mengerjakannya sekarang,” ketika ditanya apakah AS akan mencabut pembatasan penggunaan persenjataannya oleh Kyiv.