Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Menteri PPN Suharso Monoarfa membeberkan alasan Indonesia menggelar High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024. Salah satu alasannya adalah mandeknya capaian pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) di dunia.
“PBB telah melakukan penilaian bahwa hanya 51% target SDGs yang baru terpenuhi, sementara yang lain turun,” kata Suharso saat membuka High Level Plenary Session di High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 di Nusa Dua, Bali, Senin, (2/8/2024).
Suharso mengatakan mandeknya capaian SDGs ini tentu mengkhawatirkan. Sebab, dengan capaian itu maka dapat diartikan hanya setengah penduduk bumi yang bisa merasakan manfaat dari pembangunan ekonomi.
“Konsekuensinya, hampir separuh penduduk akan tertinggal dan tidak bisa terlibat dalam pembangunan,” kata dia.
Menurut Suharso, mandeknya capaian SDGs ini disebabkan banyak faktor. Di antaranya adalah ketegangan geopolitik, kemiskinan, perubahan iklim dan sulitnya mengakses pembiayaan bagi sejumlah negara. Menurut dia, semua kondisi itu membuat target pembangunan SDGs 2030 akan sangat sulit untuk dicapai.
Dia mengatakan mandeknya kondisi capaian pembangunan SDGs juga disebabkan oleh fragmentasi global. Dia mengatakan dunia semakin terkotak-kotak dan menyebabkan kerja sama antar negara di dunia memudar.
“Saya sudah melihat publikasi dari IMF dan juga WTO yang mengatakan bahwa fragmentasi ekonomi khususnya dalam konteks perdagangan akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian global,” katanya.
Menurut Suharso, untuk menyelesaikan masalah mandeknya capaian SDGs ini maka dibutuhkan transformasi dalam hubungan kerja sama antar dunia. Karena menurutnya, tanpa kerja sama itu maka capaian pembangunan SDGs akan mustahil tercapai.
Suharso mengatakan berangkat dari kondisi itulah Indonesia, khususnya Bappenas menginisiasi HLF-MSP 2024. Forum ini akan mempertemukan para pimpinan negara dunia, khususnya negara berkembang untuk mempererat kerja sama dan mencari solusi atas berbagai permasalahan di dunia.
“Langkah transformasi dan kerja sama global amat penting untuk bisa mencapai SDGs 2030,” kata dia.