Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, mendesak pihak-pihak terkait agar menjalankan upaya mediasi internasional untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza, sembari memperingatkan akan risiko kemunculan medan perang baru di Lebanon.
Seruan tersebut disampaikan al-Sisi saat ia melakukan pertemuan di Kairo pada Minggu dengan Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serkat Jenderal Charles Brown.
Pertemuan itu berlangsung ketika Mesir bersiap untuk menjadi tuan rumah babak baru negosiasi gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hizbullah.
Selain mengingatkan mengenai potensi bahaya kemunculan medan pertempuran baru di Lebanon, dia juga dan menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan kedaulatan Lebanon.
Al-Sisi menggarisbawahi kepentingan mendukung upaya bersama yang dilakukan Mesir, Qatar, dan AS untuk segera mencapai gencatan senjata di Gaza serta memfasilitasi pertukaran tahanan guna membuka jalan bagi lingkungan yang lebih stabil dan damai di Gaza.
Dia menyoroti kondisi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza serta menekankan perlunya proses politik yang komprehensif untuk membangun negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua-negara guna membantu menjaga stabilitas regional jangka panjang.
Jenderal Brown menyatakan apresiasi AS atas peran sentral Mesir dalam mendukung stabilitas, keamanan, dan perdamaian.
Brown juga menyatakan komitmen AS untuk melanjutkan upaya bersama dalam kerja sama militer guna memajukan kepentingan bersama dan mendukung stabilitas regional.
Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 40 serangan udara di Lebanon selatan pada Minggu pagi, gempuran paling parah sejak serangan lintas batas dengan Hizbullah dimulai pada 8 Oktober 2023.
Tentara Israel mengeklaim bahwa gempuran itu bertujuan untuk mencegah Hizbullah melakukan serangan.
Sementara itu, Hizbullah mengatakan pihaknya telah meluncurkan ratusan rudal dan drone ke Israel sebagai tahap pertama pembalasan atas pembunuhan komandan mereka Fouad Shukr di Beirut pada Juli.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah Lebanon terlibat dalam baku tembak setiap hari dengan tentara Israel di sepanjang Garis Biru. Pertempuran itu menjatuhkan ratusan korban, yang sebagian besar di antaranya di pihak Lebanon.
Peningkatan ketegangan terjadi di tengah perang Gaza, wilayah tempat Israel telah membunuh lebih dari 40.400 warga Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Gempuran militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah itu serta menyebabkan sebagian besar masyarakat kehilangan tempat tinggal, kelaparan, dan rentan terhadap penyakit.