Iran Dituduh Mau Bikin Kacau Pemilu AS, FBI Turun Tangan

 Iran diduga berupaya melancarkan serangan siber ke tim kampanye Donald Trump, serta penasihat untuk kampanye Biden-Harris.

FBI dikatakan sedang menyelidiki dugaan peretasan tersebut, menurut keterangan beberapa orang yang familiar dengan isu itu.

Secara formal, FBI mengatakan telah membuka penyelidikan ancaman keamanan nasional tingkat tinggi beberapa bulan sebelum Pemilu AS 2024 berlangsung.

Sebelumnya, tiga staf kampanye Biden-Harris menerima email phishing yang dirancang untuk membobol akses komunikasi internal, menurut laporan sumber dalam.

Sejauh ini, penyelidikan belum menemukan bukti bahwa upaya peretasan sukses membobol tim kampanye para kandidat pemilu AS 2024.

FBI memulai investigasi sejak Juni lalu. Mereka menduga Iran berada di bali upaya penyerangan pencurian data dari tim kampanye dua kandidat presiden AS.

Seorang agen sudah mengontak Google dan mendiskusikan soal upaya phisihing yang menargetkan orang-orang yang terafiliasi dengan kampanye Biden, dikutip dari The Washington Post, Rabu (14/8/2024).

Temuan baru menunjukkan penyelidikan itu makin luas dan melibatkan lebih banyak potensi korban dari yang sebelumnya diketahui.

“Kami bisa mengonfirmasi bahwa FBI menyelidiki kasus ini,” kata lembaga tersebut dalam pernyataan resminya.

Pada pekan lalu, FBI mengatakan pihaknya telah mengetahui laporan media soal dugaan peretasan. Tim kampanye Trump mengatakan pihaknya kena peretasan setelah reporter menerima salinan dokumen kampanye internal terkait Senator JD Vance yang maju sebagai pendamping Trump.

Tim Harris mengatakan terus memonitor dan melindungi sistem mereka dari upaya serangan siber. Hingga kini, tim Harris belum menemukan adanya kebocoran pada sistem mereka.

Upaya pembobolan ini terjadi sebelum Presiden Biden mengumumkan mundur dari kontestasi pemilu AS 2024 dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris maju sebagai kandidat dari Demokrat.

Sumber dalam mengatakan, meski FBI curiga dengan keterlibatan Iran pada penyerangan siber kandidat presiden AS, namun tak ditemukan bukti Iran turut membocorkan dokumen internal ke wartawan.

The Washington Post dan Politico sebelumnya melaporkan mereka dikontak seseorang yang mengaku memiliki akses ke dokumen internal kamapnye Trump. Sosok itu menggunakan akun bernama Robert.

Tim kampanye Trump terang-terangan menyebut Iran sebagai pelaku peretasan tersebut.

Seorang penasihat Trump mengatakan pihaknya telah merancang sistem baru yang dirancang konsultan eksternal untuk mengamankan email tim kampanye.

Para staf juga diinstruksikan untuk tidak menyimpan dokumen-dokumen sensitif di email. Sebab, tim kampanye Trump yakin banyak negara-negara ‘musuh’ yang mencoba meretas mereka, menurut sumber dalam.

Pekan lalu, Microsoft memberikan peringatan bahwa peretas Iran mencoba membobol akun orang-orang penting yang terkait dengan kampanye calon presiden AS pada Juni 2024.

Microsoft tak membeberkan apakah upaya peretasan itu berhasil atau tidak. Sumber yang familiar mengatakan pengumuman Microsoft itu merujuk ke peretasan tim kampanye Trump.

Akhir pekan lalu, juru bicara Iran di PBB membantah tuduhan peretasan tersebut.

“Kami tidak mempercayai laporan semacam itu. Pemerintah Iran tidak memiliki atau menyembunyikan niat atau motif apa pun untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*