Fenomena Baru Muncul di China, Ramai Warga Pensiun Dini-Pindah ke Desa

China's Olympic athletes wave national flags from a boat for the opening ceremony of the 2024 Summer Olympics on the Seine River in Paris, Friday, July 26, 2024. (Cao Can/Pool Photo via AP)

Fenomena baru terjadi di China. Anak muda, yang rata-rata gen Z dan milenial, berbondong-bondong pindah ke pedesaan.

Fenomena ini terjadi akibat situasi ketenagakerjaan di Negeri Tirai Bambu saat ini. Tingkat pengangguran terus rekor.

Hal ini terlihat karena semakin banyak anak muda yang mendokumentasikan kehidupan “pensiun” mereka lewat media sosial. Mereka melakukan ini setelah menyatakan diberhentikan, berhenti, atau sekadar menganggur dari pekerjaan.

Mereka, yang rata-rata lahir pada tahun 1990-an atau 2000-an, memosting perjalanan secara daring saat memulai jeda karier yang panjang atau menganggur. Salah satunya, seorang “pensiunan” berusia 22 tahun dengan nama samaran Wenzi Dada.

Ia tinggal di gubuk bambu di tepi tebing di provinsi pegunungan Guizhou, China. Wenzi, yang sebelumnya memiliki berbagai pekerjaan di bidang perbaikan mobil, konstruksi dan manufaktur, mengatakan kepada media lokal bahwa ia merasa lelah berurusan dengan mesin setiap hari.

Ia mengaku berhenti untuk kembali ke kampung halamannya. Ia mencoba mencari pekerjaan di sana tetapi tidak pernah puas dengan pilihan yang ada.

“Seiring berjalannya waktu, saya mulai berpikir tentang makna hidup. Hidup bukan hanya tentang kemakmuran kota. Ketenangan pedesaan juga merupakan semacam keindahan,” tulisnya di aplikasi saudara dari TikTok milik ByteDance dan disesuaikan dengan pasar China miliknya, seperti dikutip CNBC International, Jumat (4/10/2024).

Sejak pindah ke pegunungan, Wenzi mengunggah video ke akun Douyin yang menunjukkan cara ia memasak. Ia juga memanen sayuran dan merawat gubuknya di puncak gunung.

Sejumlah pedesaan di China menjadi sasaran para pensiunan muda ini, termasuk Yunnan, Guizhou, dan Sichuan. Di mana provinsi-provinsi ini memiliki baya hidup yang lebih murah dari biaya hidup di Shanghai.

Menurut profesor ketua di Universitas Politeknik Hong Kong, Chung Chi Nien,  perburuan pekerjaan khususnya sulit bagi kaum muda. Karena ekonomi China sedang berjuang saat ini.

Chung mengatakan sebanyak 11,8 juta lulusan perguruan tinggi memasuki pasar tenaga kerja tahun ini, meningkatkan persaingan yang telah menyebabkan “devaluasi” gelar perguruan tinggi. Bagi individu dengan kredensial dan pengalaman yang lebih sedikit, hal ini semakin menurunkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan.

Tingkat pengangguran pemuda di China pada Agustus mencapai rekor baru sebesar 18,8%, tertinggi sejak sistem pencatatan baru dimulai pada Desember. Angka tersebut naik dari 17,1% pada Juli.

Data terbaru tersebut muncul di tengah serangkaian sinyal ekonomi China yang mengecewakan. Ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut terus berjuang dengan permintaan domestik melemah dan penurunan di sektor perumahan.

“Jika Anda menambahkan faktor-faktor ini bersama-sama, tidak mengherankan bahwa kaum muda memilih untuk mengundurkan diri atau pensiun ke pedesaan karena menjadi sangat sulit untuk mencari pekerjaan, terutama pekerjaan yang bagus di kota-kota papan atas,” kata Chung.

https://calling88.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*