Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Link Net Tbk (LINK) telah merampungkan transaksi pengalihan ServeCo pada Jumat, (27/9/2024).
Mengacu pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi ini merupakan bagian dari kesepakatan pengalihan seluruh hak dan kepentingan dalam ServeCo, serta penyewaan jaringan hybrid fixed-coaxial (HCF) dan fiber to the home (FTTH) kepada XL Axiata.
“Sebagai kelanjutan dari pengungkapan di atas, Perseroan telah menyelesaikan transaksi pada tanggal kejadian sebagaimana disebut dalam kolom 1 di atas,” ungkap manajemen dikutip Senin, (30/9/2024).
Sebelumnya, perseroan telah menyampaikan Keterbukaan Informasi kepada pemegang saham pada 15 Agustus 2024. Pembaruan serta penambahan Keterbukaan Informasi dilakukan pada 19 September 2024 terkait rencana transaksi penjualan dan pengalihan seluruh hak dan kepentingan atas ServeCo kepada XL Axiata.
Rencana ini kemudian disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 September 2024. Dan akhirnya rampung pada 27 September 2024.
Sebelumnya diberitakan, LINK mengalihkan sejumlah aset penting kepada XL, termasuk 750.000 pelanggannya, Broadband Network Gateway (BNG), serta perangkat lunak dan aplikasi terkait ServeCo yang dimiliki atau dikembangkan oleh LINK. Selain itu, XL juga akan mengoperasikan perangkat yang ada di tempat pelanggan, kecuali ONTs/Modem dan Set-Top Box (STB), seperti wifi, wifi extenders, dan perangkat rumah pintar.
Pengalihan aset ini diharapkan memperkuat penetrasi layanan fixed broadband (FBB) XL, serta mendorong pertumbuhan pasar internet fiber di Indonesia.
Total pembayaran yang harus diserahkan XL kepada LINK berdasarkan Perjanjian Pengalihan Usaha tersebut sebesar Rp1,875 triliun. Selain itu, XL juga diwajibkan membayar biaya sewa tetap per pelanggan sebesar Rp120.000 per Home Connect untuk tingkat penetrasi hingga 25%, dan Rp80.000 per Home Connect untuk tingkat penetrasi di atas 25%.
Estimasi potensi pendapatan yang akan diperoleh LINK dari rencana transaksi penyewaan aset jaringan fiber optik ini diperkirakan mencapai Rp11,069 triliun.
Manajemen LINK menyatakan bahwa pengalihan bisnis residensial ini merupakan bagian dari strategi Perseroan untuk mengintegrasikan bisnis Fixed Broadband (FBB) dengan bisnis mobile XL Axiata. Integrasi ini diyakini akan memaksimalkan nilai tambah dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, seiring dengan tingginya permintaan pasar terhadap layanan FBB dan FMC.
“Dengan Rencana Transaksi ini, Perseroan berencana mengintegrasikan bisnis FBB dan mobile milik XL untuk memaksimalkan nilai serta memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, terutama dalam merespon peluang pasar yang besar terhadap ketersediaan layanan FBB dan FMC di seluruh Indonesia,” ujar manajemen LINK dalam keterbukaan informasi pada 19 Agustus 2024.
Selain itu, LINK juga telah memutuskan untuk mentransformasi diri menjadi perusahaan infrastruktur terkemuka, atau yang dikenal sebagai FiberCo, dengan fokus pada pengembangan dan perluasan jaringan Fixed Line.