Daya Beli Warga RI Gonjang-ganjing, Tapi Tetap Doyan Jalan-Jalan

Wisata Tele Geopark Danau Toba (Biro pers kementerian PUPR)

Gonjang-ganjing daya beli orang Indonesia yang dikabarkan kena fenomena “makan tabungan” sepertinya tidak terjadi merata. Terbukti, warga RI yang berwisata dan melakukan perjalanan antardaerah di Indonesia semakin banyak. Menggambarkan masih banyak orang Indonesia yang makin gemar jalan-jalan.

Hal itu tercermin dari data perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) yang dicatat Badan Pusat Statistik sampai bulan Juli 2024. Pada Juli 2024 tercatat, jumlah perjalanan yang dilakukan wisnus mencapai 77,24 juta perjalanan.

Angka itu memang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu Juni 2024 yang sebanyak 83,47 juta perjalanan. Namun jika dibandingkan Juli 2023, perjalanan wisnus pada Juli 2024 ini mengalami peningkatan sebesar 4,83%.

Secara kumulatif hingga Juli 2024, jumlah perjalanan wisnus mencapai 598,72 juta perjalanan atau meningkat sebesar 18,03% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Ini bisa dilihat, sudah melampaui jumlah perjalanan wisnus pada periode yang sama di tahun 2019, yaitu sebelum pandemi covid-19,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam rilis BPS, Senin (2/9/2024).

Pariwisata wisatawan nusantara di Indonesia pada periode Januari-Juli 2024 masih didominasi oleh arus perjalanan wisata di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan Pulau Jawa menjadi daerah tujuan bagi 69,63% perjalanan wisnus pada periode tersebut.

Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai provinsi tujuan utama dengan jumlah perjalanan terbanyak, dengan proporsi sebesar 22,66% dari total perjalanan wisnus. Adapun provinsi luar Jawa yang menjadi tujuan perjalanan tertinggi adalah Sumatera Utara, dengan proporsi sebesar 4,07% dari total perjalanan wisnus.

Lantas, berapa biaya yang dikeluarkan orang Indonesia untuk berwisata di dalam negeri?

Pudji mengatakan, perjalanan wisnus tidak hanya meningkat dari sisi perjalanannya saja, melainkan dari nilai rupiah yang dikeluarkan wisnus per perjalanan juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data yang dicatat BPS, rata-rata rupiah yang dikeluarkan wisnus per perjalanan meningkat dari tahun ke tahun.

Misalnya pada tahun 2019 lalu, nilai yang dikeluarkan wisnus per perjalanannya adalah Rp960.790, kemudian di tahun 2020 angka yang dikeluarkan per perjalanan itu mengalami kenaikan menjadi Rp1,55 juta, di tahun 2021 meningkat menjadi Rp2,40 juta, tahun 2022 meningkat kembali menjadi Rp2,42 juta, dan di tahun 2023 meningkat jadi Rp2,57 juta.

“Jika didalami berdasarkan jenis pengeluarannya, di tahun 2023 pengeluaran wisnus paling besar dialokasikan untuk pengeluaran akomodasi yaitu sebesar 22,82%, lalu pengeluaran kedua terbesar untuk biaya angkutan yaitu 20,93%, kemudian makan minum sebesar 17,69%, pembelian cinderamata 9,33%, pengeluaran untuk belanja 8,24%, untuk jasa hiburan dan rekreasi 7,28%, dan pengeluaran lainnya 13,71%,” kata Pudji.

Hal ini menjadi kabar baik di tengah kabar tak mengenakkan soal daya beli warga Indonesia. Yang tergambar dari penurunan penjualan mobil yang masih berlanjut. Juga semakin bertambahnya warga kelas menengah RI yang mengalami penurunan kelas. Warga RI pun dikabarkan bertahan dengan “makan tabungan”.

Namun, setidaknya hal itu tidak terjadi pada kantong wisnus, seperti yang dicatat BPS. Meski memang kenaikan pengeluaran tersebut sebagian besar untuk biaya akomodasi dan ongkos transportasi.

https://vip138go.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*