Reaksi Warga Gaza Pemimpin Hamas Ismail Haniyah Tewas

Foto: Anggota Hamas berdiri di samping poster kepala politik Hamas Ismail Haniyeh selama protes untuk mengutuk pembunuhannya, di kamp pengungsi Palestina al-Bass, di kota pelabuhan selatan Tyre, Lebanon, Rabu, 31 Juli 2024. (AP/Mohammed Zaatari)

Kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dalam serangan udara di Teheran Rabu, menjadi “petir” bagi warga Gaza, Palestina. Mereka terkejut bagaimana hal itu terjadi dan masih tak percaya.

“Berita ini seperti petir,” kata Wael Qudayh, 35 tahun, seorang penduduk kota Deir al-Balah, Gaza, yang dikuasai Hamas, dikutip AFP Kamis (1/8/2024).

“Sesuatu yang tidak dapat dipercaya,” tambahnya.

Hal sama juga dikatakan warga lain, Youssef Saeed, 40 tahun. Ia menyesalkan mengapa Haniyeh justru tewas di Iran, negara di mana ia seharusnya lebih merasa terlindungi.

Perlu diketahui Haniyeh tewas setelah menghadiri acara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Ia diserang dengan “proyektil jarak jauh” sekitar pukul 02.00 pagi di kediaman di Teheran, yang juga menewaskan pengawalnya.

“Qatar mampu melindungi Haniyeh selama 10 bulan, tetapi Iran tidak mampu melindunginya bahkan selama beberapa jam,” kata Saeed.

Beberapa warga Palestina di Jalur Gaza lain mengatakan Haniyeh telah mencapai syahid karena cara dia dibunuh. Dikatakan bagaimana hal tersebut diharapkan semua warga Palestina.

“Inilah yang diharapkan setiap warga Palestina… untuk mencapai kemartiran sambil mempertahankan tanahnya, rakyatnya, dan kesuciannya,” kata Muhammad Farwana, 38 tahun, dari kota selatan Khan Yunis.

“Haniyeh adalah seseorang yang menyerahkan anak-anak dan cucu-cucunya di jalan yang sama,” tambahnya.

Sebelumnya, pada bulan Juni, 10 anggota keluarga Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza utara. Pada bulan April, Haniyeh kehilangan tiga putra dan empat cucu dalam serangan Israel di Gaza tengah, dengan militer Israel menuduh mereka melakukan “kegiatan teroris”.

Haniyeh mengatakan saat itu bahwa sekitar 60 anggota keluarganya telah tewas sejak perang meletus pada 7 Oktober. Putrinya, Sara Ismail Haniyeh, berduka atas kematiannya dalam sebuah unggahan di X, memuji seorang pria yang “dicintai semua orang”.

Kematian Haniyeh juga dikomentari warga Tepi Barat, yang dikuasai pemerintahan Mahmoud Abbas. Hossam Abdel Razek, 45 tahun, mengatakan pembunuhan Haniyeh menunjukkan bahwa “darah warga Palestina itu murah”.

Pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran membuktikan bahwa kami

“Pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran membuktikan bahwa kami, rakyat Palestina, tidak memiliki pelindung,” katanya.

“Bahwa darah kami murah, dan bahwa negara Arab dan Islam telah mengkhianati kami kepada Amerika dan Israel,” tambahnya.

Sementara itu, faksi-faksi Palestina menyerukan pemogokan umum dan berbaris di seluruh Tepi Barat untuk memprotes pembunuhan Haniyeh. AFP di Ramallah menyaksikan para karyawan meninggalkan gedung pemerintah sebagai tanggapan atas seruan mogok kerja,di mana ratusan orang berbaris membawa bendera di jalan-jalan kota.

Perang dimulai setelah serangan Hamas terhadap Israel mengakibatkan tewasnya 1.197 orang, sebagai balasan atas pendudukan Israel dan diskriminasi di wilayah itu termasuk Masjid Al-Aqsa. Kampanye pembalasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan sedikitnya 39.445 orang di Gaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*