Gen Z dan Milenial Nunggak Kredit Macet Paylater Rp 990 Miliar

OJK Atur Cara dan Larangan Tagih Utang Pinjol

Generasi Z dan Milenial mendominasi pasar buy now pay later (BNPL) di Indonesia. Akan tetapi dua kelompok tersebut juga menjadi penyumbang terbesar kredit macet. 

Berdasarkan data di Pefindo Biro Kredit atau Idscore, outstanding pinjaman kredit paylater tercatat sebesar Rp 30,14 triliun. Sementara pengguna BNPL sebesar 14,37 juta per Juni 2024, naik 9,35% secara tahunan (yoy).

Rata-rata debitur memiliki hingga 3 kontrak aktif. Artinya, satu pengguna BNPL bisa meminjam hingga tiga kali dalam setiap transaksi.

Dari belasan juta pengguna tersebut, 48,06% di antaranya berusia kurang dari 20 tahun hingga 30 tahun. Kemudian, usia kurang dari 30 tahun hingga 40 tahun sebesar 29,3%. Dengan demikian pasar paylater saat ini didominasi oleh generasi Z dan milenial. 

Sementara itu rentang usia 40 tahun hingga 50 tahun tercatat sebanyak 1,85 juta. Sisanya penduduk berusia 50 tahun hingga 55 tahun dan lebih dari 55 tahun tercatat sebesar 509 dan 262.

Seiring masifnya penggunaan fitur beli sekarang bayar nanti ini, kredit macet atau NPL-nya pun ikut terkerek. Per semester I-2024, pengguna dengan kolektabilitas (KOL) 5 pay later tercatat sebesar Rp 1,42 triliun.

Dari penyaluran tersebut, pengguna usia kurang dari 30 tahun hingga 40 tahun menyumbang kredit macet tertinggi sebesar 38,03%, kemudian diikuti oleh kelompok usia kurang dari 20 tahun hingga 30 tahun sebesar 31,7%.

https://scrittorincorso.net

Program SDGs di Banyak Negara Mandek, Separuh Penduduk Bumi Tertinggal

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam pertemuan utama High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Forum II di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Menteri PPN Suharso Monoarfa membeberkan alasan Indonesia menggelar High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024. Salah satu alasannya adalah mandeknya capaian pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) di dunia.

“PBB telah melakukan penilaian bahwa hanya 51% target SDGs yang baru terpenuhi, sementara yang lain turun,” kata Suharso saat membuka High Level Plenary Session di High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 di Nusa Dua, Bali, Senin, (2/8/2024).

Suharso mengatakan mandeknya capaian SDGs ini tentu mengkhawatirkan. Sebab, dengan capaian itu maka dapat diartikan hanya setengah penduduk bumi yang bisa merasakan manfaat dari pembangunan ekonomi.

“Konsekuensinya, hampir separuh penduduk akan tertinggal dan tidak bisa terlibat dalam pembangunan,” kata dia.

Menurut Suharso, mandeknya capaian SDGs ini disebabkan banyak faktor. Di antaranya adalah ketegangan geopolitik, kemiskinan, perubahan iklim dan sulitnya mengakses pembiayaan bagi sejumlah negara. Menurut dia, semua kondisi itu membuat target pembangunan SDGs 2030 akan sangat sulit untuk dicapai.

Dia mengatakan mandeknya kondisi capaian pembangunan SDGs juga disebabkan oleh fragmentasi global. Dia mengatakan dunia semakin terkotak-kotak dan menyebabkan kerja sama antar negara di dunia memudar.

“Saya sudah melihat publikasi dari IMF dan juga WTO yang mengatakan bahwa fragmentasi ekonomi khususnya dalam konteks perdagangan akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian global,” katanya.

Menurut Suharso, untuk menyelesaikan masalah mandeknya capaian SDGs ini maka dibutuhkan transformasi dalam hubungan kerja sama antar dunia. Karena menurutnya, tanpa kerja sama itu maka capaian pembangunan SDGs akan mustahil tercapai.

Suharso mengatakan berangkat dari kondisi itulah Indonesia, khususnya Bappenas menginisiasi HLF-MSP 2024. Forum ini akan mempertemukan para pimpinan negara dunia, khususnya negara berkembang untuk mempererat kerja sama dan mencari solusi atas berbagai permasalahan di dunia.

“Langkah transformasi dan kerja sama global amat penting untuk bisa mencapai SDGs 2030,” kata dia.

https://superiohamburg.org

Cara Membuat Tulisan WhatsApp Warna Warni Agar Lebih Menarik

The WhatsApp messaging application is seen on a phone screen August 3, 2017. REUTERS/Thomas White/File Photo

Ada sejumlah cara untuk membuat tampilan WhatsApp lebih menarik. Salah satunya dengan mengganti warna tulisan agar menjadi warna-warni.

Seperti diketahui, warna huruf pada teks di aplikasi tersebut biasanya berwarna hitam. Namun untuk mengubah Anda butuh aplikasi pihak ketiga.

Aplikasi tersebut bernama Blue Text yang tersedia di Google Play Store. Jika Anda tertarik untuk mengganti warna teks WhatsApp, silahkan install terlebih dulu di ponsel.

Setelah Blue Text selesai dipasang di HP, buka aplikasi dan pilih Fancy Text. Langkah berikut tekan tombol Start Writing.

Tulis apapun yang inginkan pada kolom yang tersedia. Akan ada sejumlah pilihan data style, Anda bisa memilih warna huruf menjadi bitu.

Setelah itu, aplikasi akan memberikan tiga pilihan yakni Copy Text, WhatsApp, dan Share Text. Pilih WhatsApp untuk menggunakan teks tadi dalam aplikasi tersebut.

Pilihan itu akan membawa Anda masuk ke WhatsApp. Cari kontak yang ingin dikirimkan teks tadi.

Teks berwarna dari Blue Text ini bisa digunakan bukan hanya untuk chat saja. Namun bisa Anda gunakan untuk unggahan status WhatsApp.

Sementara itu, aplikasi Blue Text memiliki sejumlah kemampuan lain. Salah satunya tersedia 30 gaya tulisan, lebih dari 30 jenis font, dan freehand pencil untuk membuat stiker sendiri.

Fitur lain yang tersedia dalam aplikasi adalah clipart dan sticker pack. Pengguna bisa membuat stiker sesuai keinginan sendiri.

Selain Blue Text, ada sejumlah aplikasi pihak ketiga lain yang bisa digunakan untuk mengganti warna teks. Mulai dari Fancy Text, WhatsAppBlue Text, dan aplikasi Text Art.

https://handsholden.org

Kantongi Izin Private Placement, Ini Penjelasan GOTO

Mitra driver Gojek yang menggunakan motor listrik Electrum H3 (Dok Electrum)

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

“Perseroan akan terus menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan manajemen biaya yang disiplin dan tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target EBITDA yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun 2024,” tegasnya, seperti dikutip Senin (2/9/2024).

Direktur Utama GoTo Patrick Walujo menyampaikan bahwa perseroan akan terus fokus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dengan memperluas jangkauan ke lebih banyak konsumen.

Corporate Secretary GoTo, Koesoemohadiani mengatakan, wacana private placement diajukan setiap tahun demi mendapatkan persetujuan agar perseroan memiliki fleksibilitas menghimpun pendanaan sejalan dengan kebutuhan, jika penghimpunan dana memang diperlukan.

“Rencana itu diajukan agar perseroan memiliki fleksibilitas bila terdapat kebutuhan penghimpunan pendanaan untuk mendukung peluang pertumbuhan atau dalam menghadapi ketidakpastian kondisi makroekonomi,” kata Koesoemohadiani.

Hingga bulan Juni 2024, GoTo memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 23,08 triliun dengan jumlah ekuitas mencapai Rp 33,52 triliun.

Sesuai regulasi POJK Nomor 22 tahun 2021, private placement wajib memperoleh persetujuan RUPS dan khusus bagi emiten dengan saham suara multipel (multiple voting share/MVS, seri B), PMTHMETD bisa dilakukan 1 tahun sejak RUPS.

Artinya, emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti GOTO dan lainnya perlu terus meminta persetujuan RUPS. Hal ini berbeda dengan bursa luar negeri, salah satunya yang diterapkan OJK-nya Amerika Serikat (AS), Securities and Exchange Commission (SEC).

Sejak 6 tahun lalu, SEC mengubah aturan di Bursa Nasdaq dan New York Stock Exchange (NYSE) soal persetujuan RUPS perlu jika penerbitan saham baru besarannya 20% atau lebih.

https://horsewe.org

Dilarang Pakai Emoji Jempol, Gen Z Ungkap Arti Buruknya

Ikon Jempol. (Dok. Freepik)

Anda masih merespons chat orang lain dengan emoji jempol? Mungkin Anda perlu berpikir ulang menggunakannya.

Emoji ini kadang digunakan merujuk pada respons “iya”, “siap”, atau “baik”. Namun banyak gen Z, orang yang lahir di akhir 1990-an dan awal 2010-an, yang tidak begitu menyukai respons emoji jempol ini.

Bahkan mereka meminta menyetop penggunaan emoji tersebut. Karena banyak dari gen Z yang menyebut respons itu cukup buruk.

Melansir Ladbible, respons itu ramai dibicarakan dalam sebuah unggahan di Reddit. Seorang pengguna menceritakan dalam pekerjaannya yang menggunakan Microsoft Teams, banyak pegawai yang hanya memberikan emoji jempol untuk memberikan reaksi.

Pengguna itu mengaku tak sering menggunakan respons jempol. Melainkan dengan reaksi likes atau suka hingga membalas dengan kata-kata seperti ‘hebat’ dan ‘terima kasih’.

“Ngomong-ngomong, menurut saya wajar memberikan jempol, namun saya merasa itu respons yang meresahkan. Apakah ada orang lain yang merasakannya juga?” tulis pengguna itu.

Kolom komentar dipenuhi dengan orang-orang yang merasakan hal serupa. Ada yang menyebut respons dengan emoji jempol sebagai sesuatu yang buruk dan tidak sopan.

“Sangat tidak sopan jika seseorang hanya mengirimkan Anda jempol. Saya juga mengalami kesulitan menyesuaikan diri,” tulis seorang pengguna.

Beberapa pengguna menyebutnya sebagai perilaku pasif-agresif. Namun ada juga yang mengomentarinya sebagai perbedaan budaya komunikasi antar generasi saja.

Banyak juga yang tidak setuju dengan penilaian buruk soal respon menggunakan emoji jempol. Karena emoji bisa mewakili apa yang ingin dikatakan penerima pesan.

“Itu cara mengatakan ‘saya telah membaca pesan Anda dan tidak ada yang perlu ditambahkan’,” kata pengguna lain.

“Pasif agresif? Anda serius atau bercanda? Itu hanya jempol ke atas?” tulis salah satu pengguna.

https://asiasports.id

Media Asing Soroti Kasus Bullying di Kalangan Dokter Indonesia

Konferensi pers Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro terkait kematian mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dr. Aulia Risma Lestari di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/8/2024). (Dok: FK Undip)

Kasus bullying di lingkungan pendidikan dokter di Indonesia menjadi sorotan sejumlah media asing. Kasus ini sendiri menjadi besar setelah dr. Aulia Risma Lestari, yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK UNDIP), ditemukan meninggal dunia dan diduga bunuh diri di Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (12/8/2024).

Media asal China, South China Morning Post, misalnya menyebut bahwa kasus tersebut mengungkap bahwa praktik bullying adalah “rahasia umum” di kalangan pendidikan dokter di Indonesia. 

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada Maret lalu mengungkapkan bahwa 22,4% dari sekitar 12.000 dokter residen yang disurvei mengalami depresi. Sekitar 3% responden mengaku memiliki pikiran untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri dalam dua minggu sebelum pemeriksaan.

Kementerian Kesehatan mengidentifikasi bullying sebagai faktor penyebabnya, diikuti faktor tuntutan akademis, seringnya bekerja shift malam, dan beban keuangan untuk menyeimbangkan studi dengan kewajiban keluarga.

Adapun media asal Singapura, CNA, menyebut bahwa kematian dr. Aulia mengungkap “sisi kelam” dari pendidikan dokter di Indonesia. 

“Meninggalnya seorang dokter di Indonesia yang tengah menjalani pendidikan kedokteran spesialis di sebuah rumah sakit di Jawa Tengah baru-baru ini menyoroti budaya bullying di lembaga-lembaga tersebut, di tengah kegagalan upaya pihak berwenang untuk menghentikan momok tersebut,” demikian bunyi paragraf pertama CNA dalam artikel yang diterbitkan 20 Agustus lalu. 

Fakta baru yang terungkap menyebut bahwa sebelum kematiannya, dr. Aulia dipalak Rp40 juta per bulan oleh para seniornya. 

Meski begitu, pernyataan resmi yang dirilis, FK UNDIP menegaskan bahwa menurut hasil investigasi internal universitas, dr. Risma tidak melakukan bunuh diri akibat perundungan senior, melainkan karena masalah kesehatan mental lainnya.

“Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut TIDAK BENAR,” tulis UNDIP melalui pernyataan resmi yang diterima CNBC Indonesia.

https://blog-terkini.my.id

Daya Beli Warga RI Gonjang-ganjing, Tapi Tetap Doyan Jalan-Jalan

Wisata Tele Geopark Danau Toba (Biro pers kementerian PUPR)

Gonjang-ganjing daya beli orang Indonesia yang dikabarkan kena fenomena “makan tabungan” sepertinya tidak terjadi merata. Terbukti, warga RI yang berwisata dan melakukan perjalanan antardaerah di Indonesia semakin banyak. Menggambarkan masih banyak orang Indonesia yang makin gemar jalan-jalan.

Hal itu tercermin dari data perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) yang dicatat Badan Pusat Statistik sampai bulan Juli 2024. Pada Juli 2024 tercatat, jumlah perjalanan yang dilakukan wisnus mencapai 77,24 juta perjalanan.

Angka itu memang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu Juni 2024 yang sebanyak 83,47 juta perjalanan. Namun jika dibandingkan Juli 2023, perjalanan wisnus pada Juli 2024 ini mengalami peningkatan sebesar 4,83%.

Secara kumulatif hingga Juli 2024, jumlah perjalanan wisnus mencapai 598,72 juta perjalanan atau meningkat sebesar 18,03% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Ini bisa dilihat, sudah melampaui jumlah perjalanan wisnus pada periode yang sama di tahun 2019, yaitu sebelum pandemi covid-19,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam rilis BPS, Senin (2/9/2024).

Pariwisata wisatawan nusantara di Indonesia pada periode Januari-Juli 2024 masih didominasi oleh arus perjalanan wisata di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan Pulau Jawa menjadi daerah tujuan bagi 69,63% perjalanan wisnus pada periode tersebut.

Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai provinsi tujuan utama dengan jumlah perjalanan terbanyak, dengan proporsi sebesar 22,66% dari total perjalanan wisnus. Adapun provinsi luar Jawa yang menjadi tujuan perjalanan tertinggi adalah Sumatera Utara, dengan proporsi sebesar 4,07% dari total perjalanan wisnus.

Lantas, berapa biaya yang dikeluarkan orang Indonesia untuk berwisata di dalam negeri?

Pudji mengatakan, perjalanan wisnus tidak hanya meningkat dari sisi perjalanannya saja, melainkan dari nilai rupiah yang dikeluarkan wisnus per perjalanan juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data yang dicatat BPS, rata-rata rupiah yang dikeluarkan wisnus per perjalanan meningkat dari tahun ke tahun.

Misalnya pada tahun 2019 lalu, nilai yang dikeluarkan wisnus per perjalanannya adalah Rp960.790, kemudian di tahun 2020 angka yang dikeluarkan per perjalanan itu mengalami kenaikan menjadi Rp1,55 juta, di tahun 2021 meningkat menjadi Rp2,40 juta, tahun 2022 meningkat kembali menjadi Rp2,42 juta, dan di tahun 2023 meningkat jadi Rp2,57 juta.

“Jika didalami berdasarkan jenis pengeluarannya, di tahun 2023 pengeluaran wisnus paling besar dialokasikan untuk pengeluaran akomodasi yaitu sebesar 22,82%, lalu pengeluaran kedua terbesar untuk biaya angkutan yaitu 20,93%, kemudian makan minum sebesar 17,69%, pembelian cinderamata 9,33%, pengeluaran untuk belanja 8,24%, untuk jasa hiburan dan rekreasi 7,28%, dan pengeluaran lainnya 13,71%,” kata Pudji.

Hal ini menjadi kabar baik di tengah kabar tak mengenakkan soal daya beli warga Indonesia. Yang tergambar dari penurunan penjualan mobil yang masih berlanjut. Juga semakin bertambahnya warga kelas menengah RI yang mengalami penurunan kelas. Warga RI pun dikabarkan bertahan dengan “makan tabungan”.

Namun, setidaknya hal itu tidak terjadi pada kantong wisnus, seperti yang dicatat BPS. Meski memang kenaikan pengeluaran tersebut sebagian besar untuk biaya akomodasi dan ongkos transportasi.

https://vip138go.com

Kartu Kamar Hotel Bakal Punah, Penggantinya Lebih Canggih

Ilustrasi Kamar Hotel. (Pixabay)

Kunci kamar hotel yang terbuat dari plastik mulai banyak ditinggalkan. Banyak jaringan hotel yang menggantinya dengan opsi digital, termasuk via aplikasi Apple Wallet dan Google Wallet langsung di HP.

Selama pandemi, sentuhan fisik sebisa mungkin dihindari, sehingga tren nirsentuh meningkat. Selain itu kekhawatiran keamanan siber pada teknologi kunci hotel juga kian tinggi.

Awal tahun ini, para peneliti menemukan kerentanan pada kunci hotel plastik yang dapat membuat hingga 3 juta kunci menjadi mangsa empuk bagi para peretas dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memperbaikinya.

Masalah keamanan siber dan keselamatan telah mendorong banyak jaringan hotel untuk mempercepat rencana mengubah kunci pintu kamar hotel.

Di Amerika, selama beberapa tahun banyak jaringan hotel yang sudah menerapkan kunci digital seperti Google Wallet dan Apple Wallet. Kemampuan dompet digital tersebut memungkinkan pengunjung hotel untuk mengakses kamar mereka hanya dengan mengetuk bagian belakang ponsel ke pembaca di gagang pintu.

Selain menggunakan pihak ketiga, jaringan hotel besar seperti Hotel Hilton memiliki aplikasi sendiri yang disebut Honors. Aplikasi tersebut memungkinkan tamu untuk check in dan menggunakan kunci kamar melalui smartphone.

Hotel Harpeth yang memiliki 119 kamar di Franklin, Tennessee, memungkinkan para tamu dapat melakukan check-in secara digital dan menyimpan kunci di aplikasi dompet Google atau Apple mereka.

“Manfaat check-in digital adalah ponsel Anda adalah kuncinya,” kata Kimberly Elder, direktur penjualan Hotel Harpeth, seraya menambahkan bahwa banyak tamu masih lebih suka kartu kunci plastik.

Namun, beberapa pakar keamanan siber memperingatkan bahwa metode kunci yang lebih baru pun tidak sepenuhnya aman.

“Sistem tanpa kunci dapat memperkenalkan vektor ancaman yang sama sekali baru untuk dikelola oleh operasi keamanan hotel,” kata Lee Clark, manajer produksi intelijen ancaman siber di Retail and Hospitality Information Sharing and Analysis Center (RH-ISAC), dikutip dari CNBC Internasional, Senin (2/9/2024).

Clark menyebut tidak mungkin semua hotel akan mengganti semua kartu kunci dengan kunci digital dalam waktu dekat karena beberapa tamu mungkin lebih suka kartu kunci, dan mereka tidak memiliki smartphone yang kompatibel dengan sistem kunci digital. Selain juga karena faktor biaya penggantian.

“Transisi ke sistem kunci digital dan tanpa kunci memerlukan biaya yang signifikan dalam hal peralatan, pemasangan, pemeliharaan, dan keamanan.” kata Clark.

https://blog-service.xyz

Jepang Minta Karyawan Cuma Kerja 4 Hari Seminggu

Jobseekers look at recruitment advertisements during the 2018 Japan Job Fair in Seoul, South Korea, November 7, 2018. Picture taken on November 7, 2018. To match Insight SOUTHKOREA-JOBS/KMOVE  REUTERS/Kim Hong-Ji

Pemerintah Jepang mulai mengubah kultur kerja dengan mempersingkat waktu bekerja hanya empat hari dalam seminggu. Perubahan dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di Negeri Sakura tersebut.

Mengutip Associated Press (AP News), Senin (2/9/2024), rencana waktu bekerja lebih singkat dalam seminggu sudah muncul sejak 2021, setelah pemerintah dan anggota parlemen mendukung gagasan tersebut. Namun, konsep tersebut lambat diterima oleh perusahaan di Jepang.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menyebut hanya sekitar 8% perusahaan di Jepang mengizinkan karyawannya untuk mengambil cuti tiga hari atau lebih per minggu. Sementara 7% memberikan pekerja mereka satu hari libur yang diamanatkan secara hukum.

Untuk menambah lebih banyak perusahaan yang terlibat, terutama di kalangan usaha kecil dan menengah, pemerintah meluncurkan kampanye “reformasi gaya kerja”. Ini  mempromosikan jam kerja lebih pendek dan aturan fleksibel terkait batasan lembur dan cuti tahunan berbayar.

“Dengan mewujudkan masyarakat tempat para pekerja dapat memilih dari berbagai gaya kerja berdasarkan keadaan mereka, kami bertujuan untuk menciptakan siklus pertumbuhan dan distribusi yang baik dan memungkinkan setiap pekerja memiliki pandangan yang lebih baik untuk masa depan,” demikian pernyataan kementerian tentang kampanye ‘hatarakikata kaikaku’ yang berarti ‘berinovasi dalam cara kita bekerja’.

Departemen yang mengawasi layanan dukungan untuk bisnis mengatakan sejauh ini hanya tiga perusahaan yang mengajukan diri untuk meminta saran tentang cara membuat perubahan, peraturan yang relevan, dan subsidi yang tersedia. Beberapa pejabat menganggap perubahan pola pikir itu penting untuk mempertahankan tenaga kerja yang layak di tengah angka kelahiran Jepang yang menurun drastis.

Pada tingkat saat ini, yang sebagian disebabkan oleh budaya yang berfokus pada pekerjaan di negara itu, populasi usia kerja diperkirakan akan menurun 40% menjadi 45 juta orang pada tahun 2065. Dukungan resmi pemerintah terhadap keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik merupakan perubahan yang nyata di Jepang, negara yang terkenal dengan budaya tabahnya yang gila kerja.

Tekanan konformis untuk berkorban demi perusahaan sangat kuat. Warga negara biasanya mengambil liburan pada waktu yang sama setiap tahun dengan rekan kerja mereka- selama liburan Bon di musim panas dan sekitar Tahun Baru- sehingga rekan kerja mereka tidak dapat menuduh mereka lalai atau tidak peduli dengan pekerjaan.

Jam kerja yang panjang adalah norma. Meskipun 85% pengusaha melaporkan memberi pekerja mereka dua hari libur seminggu dan ada pembatasan hukum mengenai jam lembur, yang dinegosiasikan dengan serikat pekerja dan dirinci dalam kontrak.

Namun, beberapa orang Jepang melakukan “kerja lembur”. Ini berarti tidak dilaporkan dan dilakukan tanpa kompensasi.

Buku putih pemerintah tentang ‘karoshi’, istilah Jepang yang dalam bahasa Inggris berarti ‘kematian karena terlalu banyak bekerja’. Ini mengatakan Jepang memiliki setidaknya 54 kematian seperti itu setiap tahun, termasuk akibat serangan jantung.

https://savoyardsdanslemonde.com

KKP Beberkan Jurus Capai Target Produksi Udang

Kolase foto rumput laut dan Udang. (Dok. kkpgoid dan Freepik)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ternyata memberikan target produksi udang pada tahun ini mencapai 2 juta ton. Hal itu terungkap melalui data yang dipaparkan Kementerian.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo mengungkapkan bahwa guna mencapai target dan saat ini, pihaknya tengah fokus mendorong para pelaku usaha dan mencari solusi untuk mendapatkan pangsa pasar baru ekspor udang.

“Dari pelaku usaha juga kita tetep dorong, kita carikan solusi. Kalau seandainya sekarang ada di negara kita masih berproses, kita carikan pangsa pasar baru, kita promosikan ke negara, seperti Korea, Taiwan, Hong Kong. Itu akan kita dorong untuk masuk lebih tinggi lagi ke Jepang,” jelas Budi saat ditemui di Jakarta, Senin (2/9/2024).

Sementara itu untuk target ekspor udang pada 2024, KKP RI menyebutkan bahwa proyeksi target ekspor adalah keseluruhan komoditas perikanan, yakni US$7,2 miliar atau sekitar Rp111,88 triliun (asumsi kurs Rp15.539/US$).

Sebelumnya, KKP gagal mencapai target nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada 2023. Pada tahun lalu, realisasi ekspor produk perikanan pada 2023 hanya US$5,6 miliar. Padahal, target yang diberikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) adalah US$6,7 miliar.

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya mengatakan, ada sejumlah faktor penyebab belum tercapainya target nilai ekspor produk perikanan Indonesia, yakni tata kelola sumber daya RI yang masih belum sampai pada level tertinggi.

Terbaru, KKP RI mencatat bawa ekspor udang Indonesia sepanjang Januari hingga Juni 2024 mengalami penurunan sebesar 13,6 persen jika dibandingkan dengan periode serupa pada 2023 lalu, yakni US$760 juta atau sekitar Rp11,8 triliun. Selain itu, tren nilai sepanjang 2018 hingga 2024 juta turun 0,7 persen.

“Kemudian volume ekspornya untuk Januari hingga Juni 2024 itu adalah 98,51 ribu ton yang YoY-nya kontraksi atau penyesuaian 10,8 persen,” jelas Budi.

https://makesomethinghappen.net